Thursday, 13 July 2017

5 Teori Salah Kaprah Tentang Teknologi Dari Kaum Flat Earth, Percaya Nggak?


5 Teori Salah Kaprah Tentang Teknologi Dari Kaum Flat Earth, Percaya Nggak?









Meski komunitas ini sudah ada beberapa tahun lalu, kemunculannya di Indonesia beberapa waktu lalu sempat menggemparkan. Komunitas Flat Earth ini percaya dan mengampanyekan bahwa bentuk bumi adalah datar. Bahkan mereka membuat sebuah video yang berisi bantahan dan teori bahwa bentuk bumi bukanlah bulat, seperti yang kita pelajari selama ini.
Namun, dari semua teori yang mereka paparkan, banyak teori yang sebenarnya salah, terutama terkait hal teknologi. Kali ini Jaka telah menyusun 5 Teori Salah Kaprah Tentang Teknologi Dari Kaum Flat Earth. Penasaran? Simak ulasan berikut ini.

1. Google Maps Tidak Menggunakan Satelit


Pada salah satu seri video milik komunitas Flat Earth, mereka menggunakan video dari pihak Google, di mana video tersebut menunjukkan fitur my location pada Google Maps. Mereka mengklaim, bahwa Google telah memberi petunjuk bahwa satelit itu tak ada karena fitur My Location tidak menggunakan GPS.
Tentu hal ini salah besar. Dalam video tersebut Google mengatakan, 'It doesn't required GPS'. Artinya fitur My Location pada Google Maps, tidak perlu menggunakan GPS, bukan tidak menggunakan. Kamu bisa mencobanya dengan smartphone, di mana kamu bisa tetap mendeteksi lokasi kamu pada Map, tanpa perlu menyalakan GPS, karena diukur menggunakan perkiraan dari jaringan menara BTS yang ada di bumi. Ketika GPS dinyalakan, kamu akan mendapatkan lokasi yang lebih akurat karena kamu akan mendapat hasil dari pengukuran satelit dan juga menara BTS.

2. Satelit Itu Fiksi karena Bahan Bakarnya Tak Pernah Habis


Pengertian satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Oleh karena itu, ulan disebut juga satelit atau lebih tepatnya satelit alam, sedangkan milik manusia adalah satelit buatan. Tentu kalian semua setuju bulan bergerak tanpa adanya mesin atau roket pendorong. Ia bergerak mengelilingi bumi, karena berada di luar angkasa yang hampa udara, yang berarti tak ada gaya gesek, dan dipengaruhi oleh gravitasi bumi.
Begitu juga yang diterapkan oleh satelit buatan setelah didorong oleh roket melebihi kecepatan suara untuk mencapai orbitnya. Maka dari itu, mereka tidak menggunakan bahan bakar untuk bergerak, tapi daya yang dimiliki satelit adalah digunakan untuk satelit beroperasi. Mereka menggunakan baterai yang mampu bertahan hingga biasanya 12 tahun, dan juga memanfaatkan sumber daya matahari dengan panel surya.

3. Tidak Ada Bintang di Luar Angkasa


Sering kali foto di luar angkasa tidak menunjukkan adanya bintang. Inilah yang membuat kaum Flat Earth* menyimpulkan bahwa bintang hanyalah kebohongan dan manipulasi belaka. Tapi, sebenarnya bintang di luar angkasa tidak dapat terfoto karena luar angkasa sangatlah gelap, sedangkan kamera memerlukan cukup cahaya untuk bisa memotret sebuah objek. Berbeda dengan mata kita yang dapat menangkap cukup banyak cahaya sehingga dapat melihat bintang.
Kamu juga bisa membuktikannya dengan kamera milikmu atau kamera smartphone, di mana saat kamu melihat bintang-bintang di langit, coba kamu arahkan kameramu ke langit, pasti tidak akan terlihat apa pun. Meski begitu, bintang tetap dapat difoto oleh kamera, namun harus menggunakan teknik khusus untuk mendapat cukup cahaya. Misalnya, teknik timelapse.

4. GPS Tidak Menggunakan Satelit


Setelah pendapat mengenai Google Maps tidak menggunakan satelit atau GPS, komunitas Flat Earth mengatakan bahwa GPS tidak memerlukan satelit. Mereka mengatakan GPS adalah teknologi militer hasil pengembangan dari teknologi sebelumnya yang disebut LORAN atau Long Range Navigation.
Jika berbicara mengenai teknologi militer, keduanya memang benar. Tapi untuk pengembangannya adalah sesuatu yang harus ditelaah kembali. LORAN bekerja menggunakan jaringan tower untuk jarak dekat, sedangkan untuk jarak yang agak jauh, sinyal akan dipantulkan ke lapisan ionosfer. Itulah mengapa setelah satelit dapat dibuat, LORAN pun dikembangkan menjadi GPS atau Global Positioning System, dengan menggunakan satelit yang memiliki cakupan jarak yang jauh lebih luas.

5. Semua Foto dan video NASA Adalah CGI


CGI atau Computer-Generated Imagery merupakan teknik manipulasi grafis untuk sebuah gambar ataupun video menggunakan aplikasi komputer. Memang benar, foto dan video milik NASA beberapa menggunakan CGI, bahkan NASA mengakuinya. Hal ini di antaranya diterapkan untuk menambah kualitas gambar, mengedit, dan membuang gambar satelit rahasia milik militer atau proyek rahasia lainnya, dan untuk menggambarkan kondisi yang tidak dapat difoto, dengan membuat replika menggunakan CGI. Itu pun tidak berlaku pada semua gambar.
Begitu juga dengan beberapa video yang dirilis oleh NASA, kecuali siaran langsung bumi pada satelit ISS yang tiap harinya disiarkan melalui YouTube. Teknik CGI memerlukan waktu yang cukup lama, untuk membuat sebuah video, bahkan untuk membuat sebuah film berdurasi 2 jam ada yang sampai memakan waktu proses hingga 2 tahun. Jadi hal yang mustahil jika NASA menyiarkan siaran langsung hasil manipulasi CGI. Apalagi dapat dilihat situasi dan kondisi bumi selalu berubah pada siaran langsung tersebut.
Itulah 5 teori Salah kaprah tentang teknologi dari kaum Flat Earth. Mulai sekarang kita harus menyaring informasi dengan sebaik-baiknya, dengan investigasi lebih lanjut. Jangan hanya menerima sebuah teori yang mengikuti keinginan dan menyimpulkannya tanpa adanya dasar ilmu yang sudah terbukti. Semoga bermanfaat ya!
sumber : jalantikus.com

No comments:

Post a Comment

pasang iklan

Recent Post